[removal.ai]_9138a555-9929-4396-bc5e-4399f1813ad8-black-and-red-modern-professional-esport-logo-1

GARDA SETIA NINA

INDRAMAYU

pENGAWAL SETIA

Kesetiaan Seorang Pengawal

Di sebuah kerajaan kecil yang terletak di antara dua pegunungan besar, hidup seorang pemuda bernama Arga. Arga adalah seorang pengawal istana yang setia kepada rajanya, Raja Alka. Selama bertahun-tahun, ia menjaga istana dengan penuh dedikasi dan kesetiaan, tak pernah sekalipun ia ragu terhadap kebijakan atau keputusan sang raja.

Raja Alka dikenal bijaksana dan selalu memikirkan kesejahteraan rakyatnya. Namun, tak jarang kebijakannya yang tegas membuat banyak pihak tidak senang. Sebagian besar bangsawan merasa tersinggung karena Raja Alka sering menentang cara-cara lama yang lebih menguntungkan kalangan atas. Namun, rakyat kecil mengagumi sikap raja yang selalu berpihak pada mereka.

Pada suatu malam yang kelam, kabar buruk datang. Musuh besar kerajaan, Kerajaan Thalor, yang selama ini hanya mengintai, akhirnya melancarkan serangan mendadak. Pasukan Thalor yang jauh lebih besar dan lebih kuat menyerbu istana. Dalam situasi genting ini, Raja Alka mengutus Arga untuk membawa pesan penting ke kota terdekat, meminta bantuan dari pasukan sekutu.

Arga tahu betul bahwa jika ia pergi, ia harus meninggalkan raja dan seluruh pasukan kerajaan dalam keadaan terjepit. Namun, ia tak bisa membiarkan kerajaan jatuh begitu saja. Dengan tekad bulat, Arga berlari melewati lorong-lorong istana yang kini sunyi, bergegas menembus hutan menuju kota.

Dalam perjalanan yang penuh bahaya itu, Arga hampir saja tertangkap pasukan Thalor. Di tengah hutan, dengan nafas terengah-engah, ia tersandung dan terjatuh. Seperti mimpi buruk, pasukan musuh sudah berada di dekatnya. Namun, ia tak menyerah. Dengan segala tenaga, Arga bersembunyi di balik pohon besar, menyembunyikan pesan penting yang terbungkus rapat di balik bajunya.

Malam semakin larut, dan pasukan musuh berlalu begitu saja, tanpa menyadari kehadirannya. Arga bangkit, melanjutkan perjalanan, meskipun tubuhnya lelah, dan jiwanya mulai goyah. Ia tak tahu apakah kerajaan masih dalam keadaan baik-baik saja, atau apakah Raja Alka telah jatuh di tangan musuh. Namun, ia merasa bahwa tugasnya adalah untuk tetap setia pada pemimpinnya dan pada rakyat yang percaya padanya.

Setibanya di kota, Arga segera menyerahkan pesan kepada komandan pasukan sekutu, yang langsung mengorganisir pasukan untuk bergerak menuju kerajaan. Dalam waktu singkat, bantuan datang. Pasukan Thalor yang semula yakin akan menang, harus berhadapan dengan kekuatan yang tak mereka perkirakan.

Ketika pertempuran selesai dan kemenangan akhirnya diraih, Arga kembali ke istana dengan hati penuh rasa syukur. Namun, ada satu hal yang membuatnya cemas. Raja Alka, sang pemimpin yang telah ia layani dengan setia, tidak ada di mana-mana.

Ternyata, saat pertempuran berlangsung, Raja Alka memimpin pasukannya dengan gagah berani, namun dalam pertarungan sengit ia terluka parah. Arga menemukan raja terbaring di ruang singgasana, dengan wajah penuh darah namun masih tersenyum lemah.

“Raja, aku telah kembali,” kata Arga dengan suara serak, mata penuh air mata.

Raja Alka menatap Arga, matanya yang biasa penuh kebijaksanaan kini penuh kelelahan. “Aku tahu kau akan kembali, Arga. Kau adalah pengawal terbaik yang pernah ada. Kerajaan ini tidak hanya berdiri karena keberanianku, tetapi juga karena kesetiaan orang-orang seperti dirimu.”

Arga terdiam, ia merasa tidak pantas menerima pujian itu. “Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan, Yang Mulia. Kesetiaanku pada Anda adalah kewajiban, bukan pilihan.”

Raja Alka tersenyum lemah. “Itulah yang membuatmu lebih dari sekadar pengawal. Kesetiaanmu telah menyelamatkan banyak nyawa, termasuk nyawaku. Kini, kerajaan ini tetap berdiri, dan rakyat tetap mendapat perlindungan.”

Sejak saat itu, Arga tidak hanya menjadi pengawal, tetapi juga penasihat pribadi raja. Kesetiaan yang telah ia tunjukkan kepada Raja Alka, meskipun diuji oleh banyak tantangan dan bahaya, telah membuahkan hasil yang tak terhingga. Ia memahami, kesetiaan bukanlah sekadar sebuah kata, melainkan tindakan yang berakar dalam hati, yang menguatkan di saat yang paling genting. Dan di kerajaan kecil itu, di antara dua pegunungan besar, rakyat pun terus hidup damai, berkat keberanian raja mereka dan kesetiaan pengawal yang tidak pernah goyah.

GARDA SETIA NINA
[removal.ai]_9138a555-9929-4396-bc5e-4399f1813ad8-black-and-red-modern-professional-esport-logo-1

GARDA SETIA NINA

INDRAMAYU

pENGAWAL SETIA

Kesetiaan Seorang Pengawal

Di sebuah kerajaan kecil yang terletak di antara dua pegunungan besar, hidup seorang pemuda bernama Arga. Arga adalah seorang pengawal istana yang setia kepada rajanya, Raja Alka. Selama bertahun-tahun, ia menjaga istana dengan penuh dedikasi dan kesetiaan, tak pernah sekalipun ia ragu terhadap kebijakan atau keputusan sang raja.

Raja Alka dikenal bijaksana dan selalu memikirkan kesejahteraan rakyatnya. Namun, tak jarang kebijakannya yang tegas membuat banyak pihak tidak senang. Sebagian besar bangsawan merasa tersinggung karena Raja Alka sering menentang cara-cara lama yang lebih menguntungkan kalangan atas. Namun, rakyat kecil mengagumi sikap raja yang selalu berpihak pada mereka.

Pada suatu malam yang kelam, kabar buruk datang. Musuh besar kerajaan, Kerajaan Thalor, yang selama ini hanya mengintai, akhirnya melancarkan serangan mendadak. Pasukan Thalor yang jauh lebih besar dan lebih kuat menyerbu istana. Dalam situasi genting ini, Raja Alka mengutus Arga untuk membawa pesan penting ke kota terdekat, meminta bantuan dari pasukan sekutu.

Arga tahu betul bahwa jika ia pergi, ia harus meninggalkan raja dan seluruh pasukan kerajaan dalam keadaan terjepit. Namun, ia tak bisa membiarkan kerajaan jatuh begitu saja. Dengan tekad bulat, Arga berlari melewati lorong-lorong istana yang kini sunyi, bergegas menembus hutan menuju kota.

Dalam perjalanan yang penuh bahaya itu, Arga hampir saja tertangkap pasukan Thalor. Di tengah hutan, dengan nafas terengah-engah, ia tersandung dan terjatuh. Seperti mimpi buruk, pasukan musuh sudah berada di dekatnya. Namun, ia tak menyerah. Dengan segala tenaga, Arga bersembunyi di balik pohon besar, menyembunyikan pesan penting yang terbungkus rapat di balik bajunya.

Malam semakin larut, dan pasukan musuh berlalu begitu saja, tanpa menyadari kehadirannya. Arga bangkit, melanjutkan perjalanan, meskipun tubuhnya lelah, dan jiwanya mulai goyah. Ia tak tahu apakah kerajaan masih dalam keadaan baik-baik saja, atau apakah Raja Alka telah jatuh di tangan musuh. Namun, ia merasa bahwa tugasnya adalah untuk tetap setia pada pemimpinnya dan pada rakyat yang percaya padanya.

Setibanya di kota, Arga segera menyerahkan pesan kepada komandan pasukan sekutu, yang langsung mengorganisir pasukan untuk bergerak menuju kerajaan. Dalam waktu singkat, bantuan datang. Pasukan Thalor yang semula yakin akan menang, harus berhadapan dengan kekuatan yang tak mereka perkirakan.

Ketika pertempuran selesai dan kemenangan akhirnya diraih, Arga kembali ke istana dengan hati penuh rasa syukur. Namun, ada satu hal yang membuatnya cemas. Raja Alka, sang pemimpin yang telah ia layani dengan setia, tidak ada di mana-mana.

Ternyata, saat pertempuran berlangsung, Raja Alka memimpin pasukannya dengan gagah berani, namun dalam pertarungan sengit ia terluka parah. Arga menemukan raja terbaring di ruang singgasana, dengan wajah penuh darah namun masih tersenyum lemah.

“Raja, aku telah kembali,” kata Arga dengan suara serak, mata penuh air mata.

Raja Alka menatap Arga, matanya yang biasa penuh kebijaksanaan kini penuh kelelahan. “Aku tahu kau akan kembali, Arga. Kau adalah pengawal terbaik yang pernah ada. Kerajaan ini tidak hanya berdiri karena keberanianku, tetapi juga karena kesetiaan orang-orang seperti dirimu.”

Arga terdiam, ia merasa tidak pantas menerima pujian itu. “Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan, Yang Mulia. Kesetiaanku pada Anda adalah kewajiban, bukan pilihan.”

Raja Alka tersenyum lemah. “Itulah yang membuatmu lebih dari sekadar pengawal. Kesetiaanmu telah menyelamatkan banyak nyawa, termasuk nyawaku. Kini, kerajaan ini tetap berdiri, dan rakyat tetap mendapat perlindungan.”

Sejak saat itu, Arga tidak hanya menjadi pengawal, tetapi juga penasihat pribadi raja. Kesetiaan yang telah ia tunjukkan kepada Raja Alka, meskipun diuji oleh banyak tantangan dan bahaya, telah membuahkan hasil yang tak terhingga. Ia memahami, kesetiaan bukanlah sekadar sebuah kata, melainkan tindakan yang berakar dalam hati, yang menguatkan di saat yang paling genting. Dan di kerajaan kecil itu, di antara dua pegunungan besar, rakyat pun terus hidup damai, berkat keberanian raja mereka dan kesetiaan pengawal yang tidak pernah goyah.

GARDA SETIA NINA
Scroll to Top